Minggu, 07 April 2013

Jangan Mencari Kambing Hitam


Credit

Jika kita ingin menulis, ya menulis saja. Tidak ada embel-embel atau pun alasan untuk tidak segera melakukannya. Ini adalah salah satu  prinsip menulis ala saya. Mengapa? Karena jika kita terpaku dengan alasan-alasan tersebut, ya kita tidak akan pernah mulai menulis. Aduh, pekerjaan rumahku masih banyak, anakku rewel banget, duh kerjaan kantorku numpuk, duh… dan duh lain yang terus menelikung pikiran kita. Jadilah kita tidak segera memulai mencoba untuk menulis. Menulis apa saja, curahan jiwa, kekesalan hati kita pada sistem hidup sekuler seperti  sekarang yang semakin merajalela. Dan sebagainya.
Sering sekali kita ingin bisa ikut dalam sebuah event menulis, atau lomba kontes blog, menulis sebuah opini atau cerpen untuk media. Namun, itu hanya sebuah keinginan, keinginan tanpa tindakan. Pasti hasilnya juga pasti bisa langsung dijawab bukan? Kita tak akan pernah bisa merasakan ikut untuk event atau ajang kepenulisan jika itu hanya sebuah keinginan.
Setiap orang punya waktu yang sama, yaitu 24 jam. Tapi kenapa berbeda hasilnya ya? Ada yang sukses, ada yang semakin terpuruk bahkan ada yang tak peduli dengan waktu dengan sering membunag waktu dengan hal yang negatif dan tak berguna sama sekali. Yap, kita bisa langsung mengindarnya bahwa walau waktu sama 24 jam, tapi masing-masing orang berbeda dalam menggunakan waktunya. Apakah waktunya itu dia kelola dengan baik, atau sama sekali tidak. Ini semua jawabannya ada pada diri kita sendiri.
Terkadang kita juga sering menyerah ketika mengikuti sebuah kelas menulis. Berbagai alasan yang hinggap misalnya karena anak saya sakit, karena pekerjaan numpuk, karena kerjaan kantor juga meneror. Lalu kita salahkan keadaan dan akhirnya kita tak pernah mencoba mencari peluang yang tepat untuk menulis. Terkadang kita juga sering mengeluh dan cenderung menyalahkan kondisi fisik kita. Duh, aku kan dah tua, jadi lemot. Aku kan sakit-sakitan, aku kan suka pusing kalau berlama-lama didepan laptop dan sebagianya. Rasa ragu untuk mencoba ikut dalam event menulis juga sering membuat mundur langkah kita.
Lantas harus bagaimana sih agar kita bisa mencoba untuk menulis?
  1. Lakukan dan cobalah! Jangan takut gagal, jangan takut tidak bisa. Dan jangan mencari kambing hitam. Maksud dari mencari kambing hitam ini adalah, ketika kita tak berhasil atau gagal untuk menulis, maka terbersit dalam benak kita karena dan karena. Coba hapuskan rasa itu, kita bisa lihat dan menentukan jika memang kita dihadapkan oleh kondisi yang ada pada kita dan tetap mendahulukan yang wajib dulu. Tentu saja, jika anak kita sakit, maka ya kita wajib mengurusnya terlebih dahulu, kita tidak boleh melalaikan kewajiban ini. Lantas bagaimana jika DL dah menanti? Yah kalau kita tidak bisa sama sekali menulis dan memang sama sekali tak sempat buat menulis, ya sudah tak usah ngotot ikut event itu, dan tak menyalahkan siapa-siapa dan tak perlu menyesalinya. Anggap saja kita memang tak berjodoh dengan event itu. Hibur hati kita dan perbesar harapan kita bahwa suatu saat ada lagi event yang lain dan kita bisa mengikutinya. Okey?
  2.  Soal pekerjaan rumah yang memang tak kan pernah habisnya. Nikmatilah, dan kalau kita ikhlas pahala akan menanti kita. Jadikanlah itu ladang pahala buat kita. Menjadi ibu rumah tangga itu sesuatu sekali, ia adalah predikat yang mulia, dan harus bisa apa saja. So, kenapa gitu loh, pekerjaan itu tidak usah jadikan beban. Lakukan. Jika kita tak sanggup tinggal komunikasikan dengan suami. Cari jalan keluar. Bagi saya, pekerjaan itu kalau dipikir berat, ya berat. Tapi kalau dipikir ringan ya ringan, jadi segera lakukan, kelola waktu yang 24 jam itu dengan baik, atur waktu kita untuk yang wajib, sunnah, mubah.  dan akhirnya, taraaa semua beres. Kita bisa mulai menulis. Kalau saya menulis itu ya sesempatnya, tidak ada waktu tertentu. Lihat sitkon, dan seringnya malam ketika semua dah tidur, tentu minta izin suami kita dulu ya…hihihi.
  3. Bagi yang bekerja, ya ini juga dah menjadi resiko kita. Ibu yang bekerja di kantor tentu akan punya porsi yang sedikit berada di rumah ketimbang yang bekerja di rumah. Porsi untuk menulis juga mungkin berkurang, karena terkadang tugas kantor pun kita bawa ke rumah. Yah, kelola saja waktunya dengan baik, tapi tetap tidak boleh abaikan tugas utama kita yaitu sebagai ibu dan pengatur rumah tangga.
  4. Kendala fisik atau usia. Hal ini juga sering menjadi alasan kita dan ibu-ibu lain. Ah saya kan dah tua, mana mungkin bisa nulis, mana mungkin bisa nge blog dan sebagainya.  Selama hayat masih dikandung badan, belajar itu bisa dilakukan. Tak kenal usia, dan Allah menyukai orang-orang yang gigih dan sabar dalam menuntut ilmu, terutama ilmu agama. Banyak contohnya, orang-orang yang sukses ketika usianya tak lagi muda. Orang yang mempunyai keterbatasan fisik tapi suksesnya melebihi orang yang normal. Hebat bukan?
  5. Dan kendala-kendala lainnya, kendala yang terkadang bukan kendala, tapi kita jadikan sebagai kendala. Apa ya contohnya? Hmm…silahkan direnungkan sendiri.
Oya, untuk menulis juga kita kudu perhatikan banyak hal loh, kita Menulis tentang apa? Ini juga perlu diperhatikan. Kita tidak asal saja ikutan event menulis. Tentu menulis hal yang menarik bagi kita. Dan satu hal yang penting bagi kita adalah, menulis hal yang tidak bertentangan dengan prinsip hidup kita. Dan sebisa mungkin tulisan kita untuk hal-hal berikut:
  1. Menulis yang bermanfaat bagi umat
  2. Menulis untuk memberikan inspirasi kepada sesama
  3. Menulis untuk mengajak kepada kebaikan dan memberi motivasi
  4. Menulis untuk berdakwah
  5. Menulis untuk mengajarkan pada orang lain tentang sebuah ilmu
  6. Dan sebagainya
Jadi, tak ada lagi alasan kita untuk tidak mau mencoba untuk menulis. Tidak mau belajar memulai untuk menulis. Jangan mencari kambing hitam untuk tidak menulis, segera selesaikan kendala dan lakukan. Menulis dan menulis. Yuk menulis!

Tak sengaja Berenang



Berenang, tepatnya mengajak anak-anak untuk berenang, sama sekali belum pernah kami lakukan. Hingga pas liburan idul fitri kemarin, kami  beserta seluruh keluarga besar saya berkumpul di Cirebon mengadakan piknik bersama di suatu tempat rekreasi, tepatnya di letaknya di Cipaniis, perbatasan Cirebon dan Kuningan Jawa Barat. dan ternyata lokasi tersebut ada kolam renang. sontak semua cucu-cucu pada pingin berenang. termasuk anak sulung dan kedua saya. 

Anak saya yang pertama sudah punya pengalaman berenang. Nah, anak saya yang kedua ini, belum pernah sama sekali. jadilah si Abi ikut mengawasi mereka sekaligus ikut nyebur ke kolam. dengan kostum seadanya. karena memang gak bawa ganti. untung saya bawa baju ganti buat anak-anak. jadinya mereka bisa ikut berenang, tentu dengan kostum bukan baju renang..he..he. 

Abinya juga mencoba mengenalkan kepada si bungsu. Hazim, jagoan kami. awalnya dia baik-baik saja. tapi, ketika diceburin ke kolam. eh dia nangis...kaget dengan dinginnya air. ini dia ekspresinya, uminya sempat menjepretnya hihihi. Abinya berusaha menenangkan si bungsu yang teriak minta keluar dari kolam.
 bersambung....